Search

Mengulik Kasus Kematian Brigadir J yang Penuh Kejanggalan

Newsindonesia.net - Kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J yang terjadi di kediaman dinas Irjen Ferdy Sambo terus menyita perhatian publik. Kasus kematian Brigadir J ini dinilai memiliki banyak kejanggalan. Kejanggalan tersebut membuat masyarakat terus mendesak penyelesaian kasus secara terbuka.  

Kasus kematian dengan korban polisi oleh polisi dan di kediaman polisi ini menuai berbagai komentar. Pasalnya, terdapat banyak kejanggalan pada kasus ini. Mulai dari alat bukti hingga pernyataan para saksi yang dinilai tidak konsisten atau terkesan telah di-setting. Berikut beberapa uraian mengenai kasus ini.

Timeline Kejadian

Kronologi kematian Brigadir J mulai mencuat  pada tanggal 8 Juli 2022. Brigadir J ditemukan tewas di rumah dinas atasannya yang bernama Irjen Ferdy Sambo atau Irjen FS dengan sejumlah tembakan. Namun, kasus ini masih belum terungkap ke publik hingga pada 11 Juli 2022 pihak kepolisian baru menggelar jumpa pers.

Kasus kematian Brigadir J disampaikan oleh Divisi Humas Polri dengan menyatakan akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Barulah pada 12 Juli 2022 muncul narasi dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Irjen FS yang disampaikan oleh Kapolres Metro Jakarta Selatan nonaktif.

Banyaknya kejanggalan dalam kasus ini membuat publik terus mendesak pihak kepolisian untuk menonaktifkan Irjen FS. Perlu diketahui bahwa Irjen FS merupakan Kadiv Propam Polri. Irjen FS akhirnya dinonaktifkan pada 18 Juli 2022 oleh Kapolri. Hingga pada 4 Agustus ia resmi dicopot dari jabatannya.

Kejanggalan Kasus Kematian

Kejanggalan pertama terlihat dari CCTV di sekitar TKP yang hilang, sehingga tidak dapat merekam kejadian tersebut. Tak hanya itu, luka yang tedapat di tubuh Brigadir J juga mencurigakan. Jumlah tembakan yang ditemukan dinilai tidak masuk akal. Kasus ini lebih mirip kasus pembunuhan berencana yang sangat brutal.

Dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J juga dianggap tak masuk akal mengingat ia hanya sebagai ajudan. Kejanggalan lain juga terlihat dari pelarangan pihak polisi kepada keluarga korban untuk melihat jenazah. Namun, pihak keluarga akhirnya diizinkan melihat, hingga meminta dilakukan autopsi ulang.

Hal yang tak kalah mencurigakan adalah hilangnya ponsel Brigadir J. Komnas HAM menduga bahwa terdapat beberapa data di ponsel korban yang dapat menjadi bukti dari kasus ini. Otopsi yang dilakukan keluarga pun memiliki banyak perbedaan dengan autopsi sebelumnya.

Perkembangan Kasus

Kasus kematian Brigadir J terbaru masih terus berkembang. Salah satu saksi yaitu Bharada E pun sudah mengubah pernyataannya. Komjen Agus bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mengungkap 4 tersangka dalam konferensi pers pada tanggal 9 Agustus 2022.

Keempat tersangka itu adalah Bharada RE, kedua Bripka RR,  ketiga tersangka KM, dan yang terakhir Irjen FS. Tiap tersangka tersebut memiliki peran masing-masing pada kasus pembunuhan Brigadir J. 

Kasus kematian Brigadir J masih terus bergulir. Berbagai bukti dan fakta baru terus bermunculan dalam kasus pembunuhan di ranah kepolisian ini. Masyarakat dan berbagai lembaga akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas dan seadil-adilnya.

0 Komentar